RAGAM BAHASA INDONESIA
1. PENGERTIAN
Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa. Bachman (1990, dalam Angriawan, 2011:1), menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang berbeda-beda yang disebabkan karena berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang budaya daerah, dan sebagainya.
2. JENIS-JENIS RAGAM BAHASA INDONESIA DAN CONTOHNYA
Akibat berbagai faktor yang disebutkan di atas, maka Bahasa Indonesia pun mempunyai ragam bahasa. Chaer (2006:3) membagi ragam Bahasa Indonesia menjadi tujuh ragam bahasa.
Pertama, ragam bahasa yang
bersifat perseorangan.
Ragam bahasa ini disebut
dengan istilah idiolek. Idiolek adalah variasi bahasa yang menjadi ciri khas
individu atau seseorang pada saat berbahasa tertentu
Kedua, ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah tertentu, yang biasanya
disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialekBali berbeda dengan dialek
Yogyakarta.
Ketiga, ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari golongan sosial tertentu,
biasanya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa masyarakat umum ataupun
golongan buruh kasar tidak sama dengan ragam bahasa golongan terdidik.
Keempat, ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, sastra,
dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek, contohnya ragam
bahasa sastra dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra biasanya penuh
dengan ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam bahasa ilmiah biasanya bersifat
logis dan eksak.
Kelima, ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi. Biasa disebut dengan
istilah bahasa baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau bahasa standar adalah
ragam bahasa yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Bahasa
baku biasanya dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan,
surat menyurat dan rapat resmi, serta tidak dipakai untuk segala keperluan
tetapi hanya untuk komunikasi resmi,
wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang
dihormati. Di luar itu
biasanya dipakai ragam tak baku.
Keenam, ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi yang biasa disebut dengan
istilah ragam nonbaku atau nonstandar. Dalam ragam ini kaidah-kaidah tata
bahasa seringkali dilanggar.
Ketujuh, ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan. Bahasa lisan sering
dibantu dengan mimik, gerak anggota tubuh, dan intonasi. Sedangkan lawannya,
ragam bahasa tulis tidak bisa dibantu dengan hal-hal di atas. Oleh karena itu,
dalam ragam bahasa tulis harus diupayakan sedemikian rupa agar pembaca dapat
menangkap dengan baik bahasa tulis tersebut.
Selain itu, Moeliono (1988, dalam Abidin, 2010:1) juga membagi ragam bahasa
menurut sarananya menjadi ragam
lisan dan ragam tulis.
·
Ragam lisan yaitu ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan yang terikat oleh
kondisi, ruang dan waktu sehingga situasi saat pengungkapan dapat membantu
pemahaman pendengar.
·
Sedangkan ragam tulis adalah ragam bahasa yang dipergunakan melalui media
tulis, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Penggunaan kedua ragam
bahasa ini juga umumnya berbeda. Penggunaan ragam bahasa lisan mempunyai
keuntungan, yaitu karena ragam bahasa lisan digunakan dengan hadirnya lawan
bicara, serta sering dibantu dengan mimik, gerak gerik anggota tubuh, dan
intonasi ucapan. Sedangkan dalam bahasa tulis, mimik, gerak gerik anggota
tubuh, dan intonasi tidak mungkin diwujudkan.
3. PERBEDAAN RAGAM BAHASA LISAN DAN TULIS
Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya
Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara
lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan
ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
1. Dapat disesuaikan dengan situasi.
2. Faktor efisiensi.
3. Faktor kejelasan karena pembicara
menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota
badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
4. Faktor kecepatan, pembicara segera
melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
5. Lebih bebas bentuknya karena faktor
situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
6. Penggunaan bahasa lisan bisa
berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Sedangkan
kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
1. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat
yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
2. Penutur sering mengulangi beberapa
kalimat.
3. Tidak semua orang bisa melakukan
bahasa lisan secara baik.
4. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan
seringkali menggunakan ragam tidak formal.
Ragam bahasa
tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait
ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran
secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan kehadiran orang
lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan
secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau
ejaan.
Sama halnya dengan ragam bahasa
lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun
kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:
Informasi yang disajikan bisa
dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
Umumnya memiliki kedekatan
budaya dengan kehidupan masyarakat.
Sebagai sarana memperkaya kosakata.
Dapat digunakan untuk
menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.
Sedangkan kelemahan dari ragam
bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:
Alat atau sarana yang memperjelas
pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
Tidak mampu menyajikan
berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap
cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak
dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam
bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Berdasarkan
beberapa ciri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh ragam bahasa
lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan diantara
kedua ragam bahasa tersebut.
• Bahasa lisan
didukung isyarat paralinguistik.
• Bahasa tulis
dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.
• Bahasa
tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual, memungkinkan
kata-kata lepas dari konteks aslinya.
• Sintaksis bahasa
lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis.
• Bahasa tulis banyak
mengandung penanda metalingual yang menghubungkan antara frasa-klausa.
• Struktur bahasa
tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur ‘topik- sebutan’ (topic-comment)(Givon).
• Bahasa lisan
jarang menggunakan konstruksi pasif.
• Bahasa lisan
sering mengulangi bentuk sintaksis.
• Bahasa lisan
dapat diperhalus sambil terus berbicara.
SUMBER :
Syamsuddin AR. 1992. Studi Wacana. 1992. Bandung: Mimbar Bahasa
dan Seni.
http://www. masbied.com/2010/11/21/peranan-bahasa-indonesia-dalam-duniapendidikan,
3/3/2011